17 Ramadhan Hari Nuzulul Quran Berikut Dalilnya

By | Mei 9, 2020

Sebelum masuk ke dalilnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu bahwasannya turunnya Al-Quran itu dibagi menjadi dua bagian; Pertama, secara jumlatan wâhidatan (sekaligus) pada malam yang mulia yang kita kenal dengan malam Lailah al-Qadr (lailatul qadar yang kemuliannya lebih baik dari pada beribadah selama seribu bulan atau sekitar 83 tahun) dan yang kedua secara tawâtur (berangsur-angsur) yang dimulai pada tanggal 17 Ramadhan. Namun kita juga harus mengetahui bahwa terdapat banyak perbedaan pendapat mengenai hal ini karena tidak adanya dalil pasti yang menyebutkan tanggal diturunkan Al-Quran, dalil-dalil yang ada hanya menyebutkan bahwa Al-Quran diturunkan pada bulan Ramadhan, pada malam yang penuh keberkahan.

Dalil Nuzulul Quran

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ

sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. ) Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan. (QS Al-Dukhan: 3)

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah: 185)

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Lailatul Qadr (QS. Al-Qadar: 1)

Hadis yang berkaitan dengan Lailatul Qadr

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صُِِلَ الْقُرْأنُ مِنَ الذِّكْرِ فَوُضِعَ فِي بَيْتِ الْعِزَّةِ فِي السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَجَعَلَ جِبْرِيْلُ يَتْلُوْهُ عَلَى النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرَتِّلُهُ تَرْتِيْلًا، (فِي قَوْلِهِ اِنَّآ اَنْزَلْنّٰهُ لَيْ لَةِ ا لْقَدْرِ) أُنْزِلَ الْقُرْأنُ جُمْلَةً وَّاحِدَةً حَتَّى وُضِعَ فِي بَيْتِ الْعِزَّةِ السَّمَاءِ الدُّنْيَا وَنَزَّلَهُ جِيْرِيْلُ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِجَوَابِ كَلَامِ الْعِبَادِ وَأَعْمَالِهِمْ

Dari Ibnu Abbas RA., Alquran dipisahkan dari Lauh Mahfudz dan diletakkan di Langit Dunia atau Baitul ‘Izzah, kemudian malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW., (secara jelas Ibnu Abbas berkomentar mengenai turunnya Alquran pada malam Lailatul Qadr) yaitu diturunkannya Alquran secara sekaligus dan diletakkan di Langit Dunia atau Baitul ‘Izzah, kemudian malaikat Jibril menurunkan kepada Nabi Muhammad sebagai jawaban dari perkataan dan perbuatan mereka.

Pendapat Ahli Tafsir berkaitan dengan Lailatul Qadr

وَلََا خِلَافَ أَنَّ الْقُرْآنَ أُنْزِلَ مِنَ اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ لَيْلَةَ الْقَدْرِ عَلَى مَا بَيََّنَّاهُ جُمْلَةً وَاحِدَةً، فَوُضِعَ بَيْتِ الْعِزَّةِ فِي سَمَاءِ الدُّنْيَا، ثُمَّ كَانَ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُنْزِلُ بِهِ نَجْمًا نَجْمًا فِي الَْْأوَامِرِ وَالنَّوَاهِي وَالأَسْبَابِ، وَذَلِكَ عِشْرِينَ سَنَةً

“Tidak ada perbedaan bahwa Alquran diturunkan dari Lauh al-Mahfuzh pada malam Lailatul Qadr secara keseluruhan seperti penjelasan kami. Maka Al-Qur’an terlebih dahulu diletakan di Baitul Izzah di langit dunia. Kemudian Jibril menurunkannya secara berangsur tentang perintah, larangan dan sebab-sebab lainnya. Demikian itu terjadi selama 20 tahun.” (Tafsir Al-Qurthubi)

Dalil 17 Ramadhan Nuzulul AlQuran

لَمَّا بَلََغَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ سِنَّ الْكَمَالِ وَهِيَ أَرْبَعَُوْنَ سَنَةً أَرْسَلَهُ اللهُ لِلْعَالَمِيْنَ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا لِيُخْرِجَهُمْ مِنَ ظُلُمَاتِ الْجَهَالَةِ إِلَى نُوُْرِ الْعِلْمِ وَكَانَ ذَلِكَ فِي أَوَّلِ فَبْرَايِرْ سَنَةَ ١٠ ٦ مِنَ الْمِيْلَادِ كَمَا أَوْضَحَهُ الْمَرْحُوْمُ مَحْمُوْدْ بَاشَا اَلْفَلَكِيُّ ،ُّْ تَبَيَّنَ بَعْدَ دِقَّةِ الْبَحْثِ أَنَّ ذَلِكَ كَانَ فِي 17 رَمَضَانَ سَنَةَ 13 قَبْلَ الْهِجْرَةِ وَذَلِكَ يُوَُافِقُِِ يُولِيُ وْ سَنَةَ ١٠ ٦

“Saat Nabi menginjak usia matang, yaitu 40 tahun, Allah mengutusnya untuk alam semesta seraya menggembirakan dan memperingatkan, untuk mengeluarkan mereka dari gelapnya kebodohan menuju cahaya ilmu. Demikian itu terjadi di awal bulan Februari tahun 610 Masehi seperti yang dijelaskan Syekh Mahmud Basya sang pakar astronomi. (Namun) setelah penelitian yang cermat, telah jelas bahwa peristiwa itu terjadi pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum hijrah, bertepatan dengan bulan Juli tahun 610 Masehi.” (Syekh Muhammad al-Khudlari Bik, Nur al-Yaqin Fi Sirati Sayyid al-Mursalin, hal. 19). Dari referensi di atas dapat dipahami bahwa peringatan Nuzulul Quran yang populer di Indonesia mengacu pada sejarah pertama kali turunnya Al-Qur’an dalam proses kedua, yaitu dari Baitul Izzah kepada Nabi di bumi.

Para ‘Ulama yang lainnya berpendapat bahwa dalil mengenai 17 Ramadhan diperkuat oleh ayat yang lain

اِنْ كُنْتُمْ اٰمَنْتُمْ بِاللهِ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِۗ وَاللهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. (QS. Al-Anfal: 41)

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir al-Thabari dinukil pendapat dari Sayyid Hasan ibn ‘Ali bahwa yang dimaksud adalah tanggal 17 Ramadhan.

Hikmah Diturunkannya Alquran Secara Berangsur-angsur

  1. Meneguhkan hati Rasulullah dan para sahabat, saat beliau dan sahabat dicela maka turunnya wahyu menjadi obat untuk menghadapi celaan tersebut.
  2. Relevan dengan penetapan hukum dan aplikasinya. Sesuai dengan riwayat Ibnu Abbas bahwa Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai jawaban dari perkataan dan perbuatan umatnya. Penetapan hukum syariat secara bertahap lebih mudah diterima agar lebih mudah untuk dihafal dan dimengerti, karena pada saat itu Alquran diturunkan di tengah umat yang ummi atau buta huruf dan tidak bisa membaca dan menulis.
  3. Mempermudah dalam menghafal dan memahami. Dengan turunnya Alquran secara berangsur-angsur, maka para kaum muslimin menjadi lebih mudah menghafalkan dan memahaminya. Terlebih, ketika ayat itu turun dengan latar belakang peristiwa tertentu atau yang diistilahkan dengan asbabun nuzul, maka semakin kuatlah pemahaman para sahabat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *